Segera Terbit!

Palu yang Anu:
Denyut Kota di Esai Warga

Beragam tema dan isu tentang Palu hadir di dalam buku ini, Palu yang Anu, dari sudut pandang berbeda, yang bisa jadi selama ini tak begitu mendapatkan perhatian media, baik media sosial maupun media massa.

Esai-esai yang terkumpul di dalam buku ini menggabungkan sastra, data, fenomena, dan pandangan personal para penulisnya. Palu yang Anu menjadi penanda terbaru—juga mungkin yang pertama—yang secara kompilatif menarasikan Palu.

palu yang anu
2018 almanak bencana
2018 Almanak Bencana dan Sajak-Sajak Renjana
Seminggu setelah lindu meluluhlantakkan Palu, Sigi, dan Donggala, sejumlah pegiat literasi mengheningkan kejadian itu dalam Malam Puisi Palu. Puisi dari penyair-penyair di kota lain menjadi solidaritas yang menguatkan. Puisi-puisi yang akhirnya diterbitkan dalam sebuah kumpulan yang kelak mengingatkan.
yang bekerja dalam sunyi
Yang Bekerja dalam Sunyi: Kumpulan Puisi Penyair Babasal
Festival Sastra Banggai (FSB) menginisiasi terbitnya buku puisi dari 21 penyair yang tinggal di Luwuk dan di beberapa tempat di Banggai Laut dan Banggai Kepulauan. Babasal dalam banyak jejak sajak.
alexander sebuah sekuel
Alexander: Sebuah Sekuel
Melanjutkan petualangan Alexander, Ito Lawputra meneruskan keganjilan personal tokoh utamanya itu ke babak baru yang tak kalah absurd. Membuka perspektif pembaca tentang yang tampak biasa bisa jadi tidak biasa dari sebuah cerita.
nama saya alex
Nama Saya Alex
Nama Saya Alex adalah debut novel Ito Lawputra. Novel psikologis yang menghadirkan tokoh utamanya berinteraksi ganjil dengan tokoh-tokoh lain dalam cerita. Kesehatan mental menjadi bagian utama dari inti cerita.
selfie
Selfie: Sewindu Catatan dari Palu
Hampir delapan tahun sejak 2008 mengisi rubrik kebudayaan di beberapa harian lokal tentu bukan waktu yang sebentar. Di akhir pekan, esai demi esai lahir merespon isu di kampung halaman, juga nasional, bahkan global. Esaisnya merasa butuh mengabadikan karyanya dalam sebuah buku.
perempuan dalam sakaya
Perempuan dalam Sakaya
Perempuan dalam Sakaya ini didominasi perihal kelokal (local genius) di mana cerpenis ini berada. Nuansa pedesaan dengan tokoh-tokohnya yang sederhana dan ‘ndeso’namun tegas dalam bersikap, sangat pas menjadi bumbu…. (Isbedy Stiawan ZS)
1 2 3
Scroll to Top
0

Subtotal